Menuju Pusat Mode Dunia, Indonesia Belajar dari Inggris
Sabtu, 11 Februari 2012
, Posted by Fashion at 05.10
Menuju Pusat Mode Dunia, Indonesia Belajar dari Inggris
Persiapan IFW 2012 (Foto: Dok Okezone)
UNTUK menuju pusat mode dunia, Indonesia melakukan berbagai pembenahan diri mulai dari sisi pelaku hingga pecinta fesyen.
Memuluskan diri menuju pusat mode dunia ternyata tak hanya menjadi mimpi Indonesia semata, tapi juga negara Inggris yang sedang berbenah diri. Meski Inggris sedianya sudah dikenal sebagai salah satu pusat di dunia, mereka masih merasa perlu untuk membenahi industri fesyen di negerinya agar tidak ketinggalan dari pusat mode dunia lainnya.
Indonesia sendiri yang ingin menciptakan impian tersebut melalui ajang Indonesia Fashion Week (IFW) pun sedang melakukan pembenahan di berbagai sisi fesyen lokal. Sebagai bentuk langkah pendalaman dan perbaikan kualitas para pelaku fesyen, IFW sempat menghadirkan pakar fesyen Inggris, Toby Meadows untuk berbagi cerita bagaimana Inggris membuat London kembali menjadi kekuatan fesyen dunia.
Kota yang dikenal dengan keberadaan jam besar atau Big Ben tersebut sebenarnya selama ini terlihat baik-baik saja, padahal sesungguhnya mereka pun mengalami masalah dalam industri fesyen.
Salah satu permasalahan utamanya yakni masih banyaknya para desainer London yang mengalami kendala di saat ingin mengembangkan bisnis karena kurangnya pemahaman tentang sistem produksi, keinginan buyer/retailers, cara menggaet investor hingga hal-hal lain yang berhubungan dengan industri. Masalah yang juga sebenarnya dialami oleh semua desainer atau pelaku fesyen di seluruh dunia.
Seperti dikutip dari rilis IFW yang diterima redaksi okezone baru-baru ini dikatakan, bahwa beruntungnya Inggris memiliki beberapa organisasi fesyen yang fokus membenahi industri seperti British Council (BFC). Organisasi ini mengembangkan Inggris sebagai salah satu pemain utama di kancah fesyen internasional. BFC menciptakan London Fashion Week dan British Fashion Award untuk memberi penghargaan bagi para desainer untuk berkreasi dan memamerkan karyanya. BFC juga menyalurkan para alumni sekolah fesyen dan memberi beasiswa untuk para desainer baru pun kerap dilakukan.
Organisasi ini selalu menjalin komunikasi yang intens antara sektor industri fesyen dan pemerintah. Selain BFC, ada juga UK Fashion and Textile Association (UKFT) yang menggarap area fesyen yang lebih spesifik lagi seperti tekstil dan busana rajut.
Pelajaran lain yang dapat diambil yakni selain adanya apresiasi bagi para desainer tersebut, pemerintah Inggris pun turut memberikan dukungan secara mendalam.
Pemerintah Inggris sendiri memiliki lima organisasi utama yang berkaitan dengan industri fesyen. Salah satu yang paling penting adalah LDA (London Development Agency), sebuah badan yang bertugas menumbuhkan perekonomian London. LDA ini membuat proyek CFE (The Center of Fashion Entrerprise), sebuah inkubator bisnis yang mendukung dan membina talenta baru di dunia fesyen. CFE memersiapkan para desainer agar siap masuk ke industri fesyen secara utuh dengan membekali mereka dengan berbagai pengetahuan dengan membuat strategi bisnis, menggaet buyer, manufaktur hingga mendapatkan kepercayaan investor.
Nah, bagaimana dengan di Indonesia?
Currently have 0 komentar: