Makna Tato Bagi Masyarakat Dayak
Senin, 02 Januari 2012
, Posted by Fashion at 03.21
Makna Tato Bagi Masyarakat Dayak – BAGI masyarakat Dayak pada umumnya, seni melukis atau mengukir di atas tubuh (tato) merupakan tradisi yang sudah turun temurun dan merupakan budaya yang diwarisi oleh leluhur yang mengandung makna tertentu bagi pemiliknya.
Satu di antaranya, seperti masyarakat Dayak Iban yang memaknai tato itu secara tradional dan umum adalah sebagai fungsi religi dan tradisi. Kendati demikian, menyangkut motif dan cara aturan tato bagi masyarakat Dayak Iban khususnya dan masyarakat Dayak umumnya, istilah tato lebih dikenal dengan nama ukir atau pantang.
Menurut Panglima Perang Edy Barau, nama pantang erat kaitannya dengan prosesi acara, di mana alat yang digunakan untuk mengukir atau membuat tato adalah sebuah kayu kecil sejenis pelai yang bagian ujungnya dibelah untuk menjepit beberapa jarum atau duri yang berasal dari pohon tertentu.
“Fungsinya sebagai untuk mengukir/tato secara tradisional dengan cara menusukan ke bagian tubuh yang mau di tato. Sedangkan bahan untuk mengukir berasal dari warna alami,” ujarnya.
Bahan pewarna alami biasanya berwarna hitam yang diperoleh dari arang, lampu pelita atau jelaga asap, atau bahan bakar kayu alami yang dikumpulkan untuk tato.
Edy memaparkan, dalam kehidupan masyarakat Dayak Iban makna tato berhubungan dengan simbolisasi pengalaman dan kemampuan seseorang dalam komunitasnya.
“Tradisi tato melambangkan jiwa kemampuan seseorang dalam perjalanan jauh atau disebut petualangan yang berhubungan dengan tradisi mengayau atau ngayau,” tuturnya.
Selain itu, tato juga memberi makna sebagai tanda kemampuan atau kedudukan seseorang yang biasa disebut Tigulan. Sedangkan jenis tato yang terdapat di masyarakat Dayak Iban digunakan untuk menandakan/melambangkan bukti seorang Dayak Iban pernah atau telah melakukan perjalanan jarak jauh ke suatu tempat yang disebut merantau atau perantauan.
Oleh karena itu, bagi masyarakat Dayak Iban tato boleh dikatakan tidak pernah di kampung halamannya sendiri melainkan di kampung atau daerah orang lain.
“Maka dari itu, tato bagi masyarakat Dayak Iban berhubungan dengan simbolisasi pengalaman yang sangat luar biasa, atau kemampuan seseorang dalam komunitasnya yakni suku Dayak Iban itu sendiri,” ucapnya. sumber: tribunpontianak.co.id
Satu di antaranya, seperti masyarakat Dayak Iban yang memaknai tato itu secara tradional dan umum adalah sebagai fungsi religi dan tradisi. Kendati demikian, menyangkut motif dan cara aturan tato bagi masyarakat Dayak Iban khususnya dan masyarakat Dayak umumnya, istilah tato lebih dikenal dengan nama ukir atau pantang.
Menurut Panglima Perang Edy Barau, nama pantang erat kaitannya dengan prosesi acara, di mana alat yang digunakan untuk mengukir atau membuat tato adalah sebuah kayu kecil sejenis pelai yang bagian ujungnya dibelah untuk menjepit beberapa jarum atau duri yang berasal dari pohon tertentu.
“Fungsinya sebagai untuk mengukir/tato secara tradisional dengan cara menusukan ke bagian tubuh yang mau di tato. Sedangkan bahan untuk mengukir berasal dari warna alami,” ujarnya.
Bahan pewarna alami biasanya berwarna hitam yang diperoleh dari arang, lampu pelita atau jelaga asap, atau bahan bakar kayu alami yang dikumpulkan untuk tato.
Edy memaparkan, dalam kehidupan masyarakat Dayak Iban makna tato berhubungan dengan simbolisasi pengalaman dan kemampuan seseorang dalam komunitasnya.
“Tradisi tato melambangkan jiwa kemampuan seseorang dalam perjalanan jauh atau disebut petualangan yang berhubungan dengan tradisi mengayau atau ngayau,” tuturnya.
Selain itu, tato juga memberi makna sebagai tanda kemampuan atau kedudukan seseorang yang biasa disebut Tigulan. Sedangkan jenis tato yang terdapat di masyarakat Dayak Iban digunakan untuk menandakan/melambangkan bukti seorang Dayak Iban pernah atau telah melakukan perjalanan jarak jauh ke suatu tempat yang disebut merantau atau perantauan.
Oleh karena itu, bagi masyarakat Dayak Iban tato boleh dikatakan tidak pernah di kampung halamannya sendiri melainkan di kampung atau daerah orang lain.
“Maka dari itu, tato bagi masyarakat Dayak Iban berhubungan dengan simbolisasi pengalaman yang sangat luar biasa, atau kemampuan seseorang dalam komunitasnya yakni suku Dayak Iban itu sendiri,” ucapnya. sumber: tribunpontianak.co.id
Currently have 0 komentar: